| Segala puji hanya bagi Allah. Kami memuji-Nya, memohon  pertolongan-Nya,dan meminta ampunan kepada-Nya. Kami berlindung dari  kejahatan jiwa-jiwa kamidan dari keburukan amal-amal kami. Waba`du:  Islam memerintahkan orangtua untuk mendidik anak dan memikulkan  tanggung-jawab itu di pundak mereka. Firman Allah SWT:"Wahai  orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari apineraka  yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan...(QS AT-Tahrim:6 )
 Rasulullah saw.telah meletakkan kaidah-kaidah dasar yang intinya  adalah bahwa anak akan tumbuh sesuai dengan agama orangtuanya. Merekalah  orang yang secara kuat mempengaruhi anak-anaknya . Beliau bersabda:"Tidak ada seorang anak yang dilahirkan melainkan dalam keadaan fitrah.  Maka ibu dan bapaknyalah yang menjadikannya Yahudi,Nasrani atau  Majusi"(Bukhari)
 
 Mendidik anak di negeri non muslim bukanlah  perkara mudah,terutama dalam penanaman aqidah agar anak  memnpunyai"imunitas" ketika harus berinteraksi dengan teman-temannya.  Untuk itulah kita sebagai orangtua berkewajiban mendidik dengan  dilandasi pemahaman agama  agar pola yang diterapkan sesuai dengan  syari`at dan  hal ini juga memotivasi kita juga sebagai teladan untuk di  contoh.
 Di tengah  mayoritas non muslim yang berbeda  baik dari segi agama  dan kebudayaan kadang tanpa disadari, dari awal akan menjadi kebiasaan  yang tidak sesuai ajaran Islam,misalnya ketika masuk rumah bukannya  memberi salam tapi mengucapkan apa yang di dapat dari sekolah. Hal ini  perlu di tanamkan sejak ini agar anak tidak mencontoh yang tidak di  ajarkan dirumah.Jadikan rumah sebagai tempat mereka mendapatkan apa yang  tidak diajarkan di sekolah terutama yang berhubungan dengan pembentukan  pribadi mereka sebagai muslim.
 Ada beberapa hal yang perlu ditanamkan ke anak agar mereka memiliki keimanan yang terpatri kuat:
 
 1.Mengenalkan Islam sebagai agama yang diridhoi Allah swt dan bangga dengan identitasnya sebagai muslim.
 
 Dengan  demikian ketika mulai sekolah dasar , anak tidak malu dalam melakukan  sholat dan shaum ramadhan  dan faham kalau itu merupakan kewajibannya  sebagai muslim dan di catat amal kebajikannya agar termasuk hamba Allah  yang taat.
 
 Pengalaman,ketika berkumpul dengan teman-temanya ada  yang merasa malu ketika harus tampil beda, baik cara berpakaian dimana  kalau anak perempuan berkerudung dan anak lelaki bercelana panjang  walaupun musim panas  kostum olahraga yang di pakai berbeda dengan tetap  bercelana panjang.
   2.SholatSejak dini ajaklah anak untuk sholat  berjama`ah walaupun gerakan dan bacaannya belum sempurna, karena di sini  penekanannya adalah agar anak terbiasa hingga menjadi kebiasaan yang  mendarah daging, yang untuk melakukannya tidak perlu pengarahan lagi dan  merasa tidak tenang bila belum melaksanakannya.
 
 Ketika  anak  berusia 5 atau  6 tahun orang tua harus enyempatkan waktu khusus untuk  mengajarkan bacaan-bacaan sholat untuk persiapan ketika mulai sekolah  sudah bisa melakukan sholat dengan bacaan dan raka`at yang benar. Dalam  hal ini ,diperlukan keshabaran dan ketelatenan orang tua,agar anak tidak  bosan dan lelah.
 
 Bisa juga dilatih ketika hendak sholat  bersama-sama membaca bacaan-bacaan sholat atau mengajarinya seperti yang  dilakukan sekolah TK Islam,dimana orangtua dan anak melakukan gerakan  sholat bersama sambil membaca bacaan-bacaan sholat.
 "Dan perintahkanlah keluargamu untuk sholat dan bershabarlah dalam menjalaninya."(Thaha 132)
 Anak,sebagaimana manusia lainnya, bisa lupa dan lalai. Allah swt  telah mengkhususkan untuknya sesuatu yang tidak diberikan kepada makhluk  lainnya-rentang waktu masa kanak-kanak yang panjang. Dan masa itu  bukanlah masa taklif(pemberlakuan kewajiban) melainkan masa untuk  mempersiapkannya agar siap menerima taklif. Jika kita fahami hal  ini,mudahlah bagi kita untuk percaya kepada prinsip pengulangan lebih  dari satu kali hingga membekas dalam jiwa dan siap menerima perintah  serta merespon panggilan.
 Tentang prinsip pengulangan ini di tegaskan oleh Rasulullah saw.dengan sabdanya:
 "Suruhlah anak-anakmu untuk shalat saat usia tujuh tahun.Dan pukullah  mereka (jika tidak mau shalat) bila usia mereka mencapai sepuluh tahun."
 
 3.Shaum atau puasa Ramadhan
 
 Merupakan  ibadah wajib yang harus disosialisasikan ke anak sejak dini. Dan ketika  berumur tujuh tahun anak sudah siap untuk melaksanakannya tanpa  tangisan. Ketika anak mampu bertahan dalam kedaan lapar dan haus,ia akan  merasakan menang mengalahkan hawa nafsunya dan itu juga akan  meningkatkan rasa percaya dirinya.
 
 Selain kita harus memberikan  motivasi dengan menceritakan bagaimana anak-anak para sahabat Rasulullah  saw.juga melakukannya dengan menyiapkan mainan agar mereka terhibur dan  tidak merasakan panjangnya siang,juga menceritakan teman-teman  sebayanya yang sudah mulai melaksanakannya dengan berharap agar  dikumpulkan bersama-sama di surga  Ar-Rayyan kelak.Dengan begitu  insyaAllah akan membuat semangat,apalagi kalau saat berbuka pussa  kita  ajak ke masjid atau tempat berkumpul sesama muslim. Dengan begitu  perasaan akan kebersamaan akan memberikan energi dan kenikmatan dalam  melaksanakannya walaupun esok harinya melihat teman-teman di sekolah  menyantap makan siang .
 
 Pengalaman, dengan adanya cerita dan  pemahaman dari kita sebagai orang tua anak akan enjoy ketika  melaksanakan shaum walaupun hari sekolah dan bisa mencari kegiatan saat  makan siang, entah dengan ke perpustakaan atau menggambar.
 
 4.Membaca Al-Qur`an dan Hadist
 
 Selain  ibadah-ibadah wajib,kita harus mengenalkan anak-anak ibadah sunnah yang  apabila dilaksanakannya kelak akan menolongnya di hari kiamat kelak.  Sejak dini, latihlah anak-anak dengan lafaz huruf-huruf hijaiyyah agar  dasar pengenalan ini menunjang untuk meneruskan ke  metode Iqra atau  qira`ati. Ketika  usia enam atau tujuh tahun anak dapat membaca   al-qur`an dan menjadi aktifitas rutin  bersama orang tua. Waktunya di  lihat dan di sesuaikan jam anak, saat tidak mengantuk dan senang hati.  Hafalan Al-qur`an juga sudah disosialisasikan dengan ketelatenan orang  tua membacakan dan mengulang-ulang surah-surah pendek.Ketika dalam  jangka waktu tiga  bulan insyaAllah anak akan dapat mengikuti  surah-surah pendek ketika imam sholat membacakannya bahkan menghafal  tanpa bantuan.
 
 Hadist anak-anak, baik juga dikenalkan agar tidak  tertinggal dengan teman-temanya yang bersekolah di Indonesia. Untuk itu  perlu mencari informasi kurikulum atau mencari buku pelajaran agama  Islam khusus seusia anak kita.Pengalaman, setelah anak dikenalkan dengan  hadist kasih sayang atau sholat,anak lebih mudah diingatkan ketika lupa  atau bermasalah dengan adiknya.
 5.Silaturrahim
 Hal ini juga penting  diterapkan,dengan jadwal yang telah ditetapkan dan moment yang tepat.  Selain mengenalkan anak bahwa silaturrahim dianjurkan bagi agama  Islam,juga untuk mengikat tali persaudaraan,  mendapatkan teman yang  siap menolong bila diperlukan dan tidak merasa hidup sendiri di  komunitas yang mayoritas non musllim.Sarana pertemuan acara-acara besar  keagamaan bisa juga dijadikan ajang silaturahim mereka dengan teman  sebayanya. Hal ini juga memberikan rasa kebahagiaan dan suasana yang  baik karena tidak terkungkung di rumah saja. Penekanan lain, perlu  mengenalkan anak kita dengan teman muslim agar melihat kebiasaan yang  baik,entah dari perilaku atau kemauan dalam melaksanakan sholat wajib  misalnya.
 6.Bercerita tentang Rasulullah,para nabi, sahabat dan orang-orang shalih.
 Dengan  bercerita kita bisa memberikan masukkan yang berarti dengan dikaitkan  hal-hal yang dilakukan di sekolah yang bertentangan dengan ajaran Islam.  Misalnya, perayaan krismas yang dirayakan setiap tahun dengan  persiapannya yang melibatkan anak agar sukacita menyambutnya.Dalam hal  ini perlu kearifan orang tua dalam mensikapinya dengan  memberitahukan  ke guru dan anak.
 
 Berkaitan dengan perayaan-perayaan umat  Islam,guru dan anak perlu diberitahu agar ketika momemnt itu tiba, mudah  untuk meminta ijin. Begitupun dengan menceritakan akhlaq yang  baik,dengan tidak mencela teman bila mempunyai kekurangan bahkan  melakukan dengan mengucilkan teman sampai menangis,istilah di Jepang  "ijime".
 Hidup di negeri non muslim,harus bisa mengambil dari sisi positip dan mencari jalan untuk menghindari sisi negatif. Dalam  hal metode pendidikan anak-anak di sekolah, ada beberapa aspek yang bisa kita contoh untuk pembekalan diri :
 a.Aspek disiplin
 Disiplin  untuk tidak datang terlambat dan mentaati peraturan sekolah yang sudah  di sepakati bersama, Sampai dalam hal keseharian, anak tidak akan  melanggar bila memang itu benar.Misalnya, menyebrang jalan dan aturan  bermain di luar tidak sampai waktu sore menjelang malam.
  b.Aspek keberanianSetiap pelajaran, ada   presentasi baik perorangan atau kelompok. Untuk soal tanya-jawab,tidak  berlaku untuk anak yang pintar saja,semua di berikan kesempatan   menjawab dan di hargai tanpa di salahkan.Setelah beberapa anak sudah  berani mengeluarkan pendapatnya,setelah itu guru memberikan penjelasan  yang benar dengan di sertai penghargaan kepada yang benar dengan tujuan  agar yang lainpun termotivasi dan tidak malu menungkapkan pendapatnya.
  c.Aspek kemandirianRutinitas membersihkan kelas  merupakan melatih kemandirian dalam hal kebersihan. Begitupula  menyiapkan makan siang. Dengan dibantu guru setiap anak mendapatkan  gilirannya dengan berkelompok untuk mengambil dan menyajikan ke  teman-teman.
 Begitupun dengan keperluan,mulai dari sepatu khusus masuk ruangan dan peralatan lainnya yang harus diperhatikan sendiri.
 
 d.Aspek keterampilan
 Anak  dilatih untuk mengekpresikan bakat seni dan olahraganya  agar terlatih  bahkan mahir. Dengan latihan yang dipantau dengan penentuan batas waktu  dan penghargaan,anak menjadi termotivasi. Seperti menggambar bebas  setiap di sela waktu istirahat.Begitupun dengan olahraga lari dan lompat  tali yang menjadi olahraga unggulan. Bahkan dibuat acara tahunan  olahraga dengan yang di hadiri oleh seluruh keluarga.
  e.Aspek ilmu dengan praktek lansungDimana  ketika pelajaran yang berhubungan dengan alam atau masyarakat,anak  diajak untuk melihat dan melakukannya lansung dan membuat laporan.Untuk  meransang minat baca, setiap anak harus meminjam buku-buku di sekolah  sesuai kebutuhan setiap hari.
 
 f.Aspek afektif
 Dimana anak diajarkan kasih sayang dengan sesama makhluk,misalnya dengan memelihara bersama hewan peliharaan sekolah.
 Setiap  kelas, mendapat tugas untuk memberi makan dan membersihkan kandang  bahkan ada yang di suruh memlihara khusus hewan tertentu dengan melatih  untuk tidak takut dan bertanggung jawab.Misalnya memelihara serangga.
 Dengan adanya perpanduan yang seimbang antara yang baik dari rumah  dan sekolah,semoga menjadikan anak dan orang tua mendapatkan nilai  tambah baik untuk kebaikan di dunia maupun di akhirat.
 Semoga  peranan kita sebagai orang tua dimudahkan Allah untuk melaksanakan apa  yang terbaik untuk anak-anak kita dengan tak lupa berdo`a kepada Allah  swt yang berhak atas segala ketentuanNya di dunia ini.
 Maryam MalikYokohama, Maret 2006.
 Makalah pada seminar milis Bidang Pendidikan Fahima tahun 2006 (*) | 
No comments:
Post a Comment