Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Pengertian, Mudah, caranya :” tempatkan posisi diri kita
diposisi orang lain”
Orang bijak dikenal dengan pengertian mereka dan kata-kata
bijak mereka yang persuasive.
Agar dapat mengerti orang lain, kita harus berada dibelakang
mereka dan berjalan dibelakang punggung mereka(Roda MC.Q).
Ada sebuah kisah mengenai seorang raja yang mengajari
anaknya untuk membuat penilaian cepat.
Sang raja menginstruksikan anak pertamanya untuk pergi
selama musim dingin dengan tujuan melihat pohon mangga. Anak keduanya
diinstruksikan untuk pergi dimusim semi, anak ketiga pergi dimusim panas, sementara
anak keempatnya pergi saat musim gugur.
Setelah anak keempatnya kembali dari perjalanan musim
gugurnya, sang raja memanggil keempat anaknya bersama-sama, untuk mereka menjelaskan
hasil pengamatannya.
“Pohon itu terlihat seperti tunggal yang tua dan mati, “.
Kata anak pertama. “Tidak,! Pohon itu hijau”, “kata anak kedua. “Kata anak
ketiga :”Pohon itu seindah bunga mawar”. Anak terakhir berkata:”Tidak, buahnya
itu seperti buah pir”.
Mendengar penjelasan anak-anaknya sang raja berkata:”Setiap
dari kalian telah berkata benar, kalian semua telah melihat pohon dimusim yang
berbeda-beda”.
Makna dari cerita ini sangat jelas. Gunakan waktu untuk bisa
mengerti, memiliki semua fakta yang dibutuhkan, pelajari latar belakangnya, dan
tempatkan diri kita diposisi orang lain.
Sering dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu saja
merasa diri yang paling benar, diri yang didzalimi, diri yang telah berkorban
banyak, dan seterusnya. Semua itu tak lain dan tak bukan, karena keegoisan kita
semata, memandang bahwa kitalah yang paling benar, kita tak pernah salah, orang
lain yang salah. Padahal, kalau kita mau
jujur, bisa jadi, kita adalah manusia paling bodoh, paling salah.
Yah,.kita telah bodoh dan salah membuang waktu kita dengan
hal-hal yang akan merusak diri kita sendiri, kita telah salah menempatkan suatu
masalah dari sisi negatifnya saja, tanpa harus mengambil hikmah dari semua
kejadian. Biasanya hanya orang-orang terbiasa tenanglah yang mampu
mengendalikan suasana dan menghadapi permasalahan dengan sisi positivenya. Dan
semua itu haruslah melalui latihan terus menerus, dan terbiasa bersikap
mengalah demi mencapai beribu-ribu langkah kemenangan.
Rasa emosional, bertindak gegabah bak pasukan bar-bar dari
padang pasir saja, bila kita menghadapi permasalahan dan tidak memikirkan efek
jelek dari perbuatan kita tersebut. Kedewasaan seseorang terkadang bukan
dilihat dari usianya, tapi kematangan cara berfikir dan bertindaknya. Semua
tentu bisa dilihat dari latar belakang pergaulan, pendidikan dan keluarganya.
Segala permasalahan bisa saja cara pandang orang lain
berbeda-beda dalam menilainya. Bak sebatang pohon mangga, dilihat dari atas
bentuknya lain, dari samping lain, dari depan juga lain. Hanya satu cara
menilai kebenaran yang hakiki. Lihatlah dari sudut pandang agama, insyaAllah
dia akan tepat, benar dan tak pernah salah, karena UU/Hukum agama, yang
bikinnya adalah Allah dan RasulNya, sementara UU manusia, UU perasaan, akal
pikiran dan sudut pandang seseorang bisa saja salah. Bila memandang segala
sesuatu dari sisi agama, kita bagaikan melihat sebongkah mutiara manikam, intan
berlian bercahaya dan indah, meski dilihat dari sudut manapun dianya.
Dan biasakan menempatkan diri diposisi orang lain, dan pakai
kacamata agama dalam menilai sesuatu itu. InsyaAllah dunia dan akhirat kita
akan selamat, didunia pun aman. Bila kacamata subjektif dan UU dunia kita pakai,
alamat kita akan tak selamat, susah dicarinya, seperti lagu yang sedang ngetren
“Alamat palsu”. Dimana, kemanapun dicari tak akan ketemu alamat dan kebenarannya, karena sudut pandang
dinilai dari sudut pribadi/subjektif serta hukum duniawi.
Wassalamu’alaikum. Rahima, 2 Oktober Minggu, pukul 3.00 sore.
No comments:
Post a Comment