Friday, June 17, 2011
Kisah Cinta Yang Indah
Seperti biasanya, setiap pulang sekolah putri saya bercerita tentang dirinya, teman-temannya dan gurunya atau apa saja pengalamannya selama di sekolah...dia selalu bersemangat bercerita, dengan wajah ceria dan gaya bicaranya yang cepat. Bahasanya campur aduk, bahasa indonesia dan inggris sampai saya sering tidak mampu menangkap maksudnya. Namun kali ini saya jelas sekali mendengar ucapannya bahwa teman baiknya di kelas bertanya padanya,"Tahu tidak kenapa (sebut saja Billy) tidak "love" kamu?"
Ini kelanjutan ceritanya yg lalu.Dia pernah saling memberitahu antar beberapa teman dekatnya, siapa naksir siapa dan dia bilang I like Billy. Putri saya menjawab,"No! Why?" "Karena kamu muslim". Putri saya bercerita seperti biasa tak ada nada sedih, kecewa...tapi saya yang mendengarnya langsung tersentak.
"I don't like him anymore. Marie (teman baiknya yang blasteran asian-western itu) sekarang lagi dekat dengan Billy," katanya. "Billy memang sudah lama suka sama Marie yang pintar, cantik dan menyenangkan itu," katanya lagi..."Padahal dulu Marie told me that she didn't like him at all but I don't care...people change...so do I...I like someone else now..." lalu ia berlari meninggalkan saya di dapur, padahal saya masih ingin mendengar ceritanya lagi."Ke atas dulu ya, bu!" teriaknya sambil menaiki tangga.
Putri saya baru akan menginjak usia 11 tahun tapi dia sudah mulai memasuki masa puber. Sejak usia 7 tahun saya dan suami menyuruhnya mengenakan jilbab. Awalnya dia tidak mau dan tidak suka mengenakannya tapi Alhamdulillah lama-lama menjadi kebiasaan dan sekarang ia sudah baligh, Alhamdulillah tinggal tahap memperbaiki pakaiannya saja yang masih suka mengenakan jeans dan t-shirt lengan panjang agak ketat. Mudahan kelak ia menjadi terbiasa mengenakan pakaian yang longgar...amiin.
Yaa Allah ampunilah saya dan suami yang terpaksa memasukkannya ke public school yang sekuler ini. Lingkungan sekolah dengan pendidikan yang kami terapkan di rumah sangat bertentangan sekali. Kami hanya bisa berusaha memberinya contoh, mengajaknya mengkaji Al-Qur'an, menceritakan kisah para Nabi, sahabat dan tabiin tabiiut dan kaum muslimin yang terdahulu, wanita-wanita muslimah yang taat pada agamanya. Sejujurnya dia kurang menyukai cerita-cerita tersebut. Dia lebih menyukai membaca profil articles penyanyi-penyanyi kesukaannya seperti Selena Gomez, Katy Pery dsbnya. InsyaAllah saya akan terus menerus menasehatinya sesuai syar'i dan berdoa pada-Mu, yaa Allah berikanlah taufik dan hidayah-Mu selalu pada putri saya dan juga adiknya...amiin.
Jika ingin sesuatu, putri saya berusaha keras meraihnya. Ya, tekadnya kelihatan begitu keras, pernah saya melarangnya untuk ikutan audisi nyanyi di sekolahnya, eeh diam-diam dia mendaftar sendiri dan datang sendiri untuk mengikuti audisi. Sekarang dia belajar guitar (ekskul), dengan berat hati saya ijinkan tapi dengan syarat insyaAllah di middle school nanti dia tidak boleh lagi ikutan music atau choir. Berikanlah kami kekuatan dalam mempertahankan aqidah kami ya Allah... Kami tidak mau dan tidak akan menganggu siapa pun, hanya berusaha untuk istiqomah di jalan-Mu, menjaga diri dan keluarga kecil kami dari siksa neraka namun dengan tetap menjalin hubungan baik dengan seluruh umat manusia di dunia ini.
Tidak normalkah saya? Karena tidak seperti ibu-ibu lainnya yang mendukung kegiatan ekskul musik anak-anaknya di sekolah?
Biarlah, apa kata orang. Saya dianggap kuno, fanatik insyaAllah akan saya terima dengan hati lapang. Keyakinan saya mengatakan bahwa nyanyian dapat memalingkan hati seseorang dari memahami, merenungkan dan mengamalkan isi Al Qur'an.
Saya ikut-sertakan putri saya mengaji bersama anak-anak Malaysia dengan seorang mahasiswi keturunan Pakistan yang fasih berbahasa arab dan hapal Al Qur'an dan bisa membimbing anak-anak dengan bahasa Inggris. Saya katakan padanya,"Dulu ibu pernah berharap dan berdoa, semoga suatu saat nanti kakak bisa hapal Al Qur'an lalu membimbing anak-anak yang lebih muda darimu, mengaji di masjid..." Allah Maha Pendengar, semoga Engkau mengabulkan doa seorang ibu untuk putrinya yang Kau titipkan padanya...amiin.
Saya jadi teringat kisah cinta teman baik saya yang berkebangsaan India. Ketika gadis, dia pernah membimbing anak-anak membaca Al Qur'an di sebuah Islamic Center di salah satu negara bagian Amerika Serikat. Suatu hari ada seorang pemuda Amerika yang baru saja hijrah, kembali pada agama fitrahnya "Islam", pemuda itu memperhatikannya sedang mengajar, sebut saja nama teman baik saya Khadijah. Lalu pemuda tsb bertanya pada imam masjid,"Siapa gadis itu?" Sang imam masjid memberitahunya bahwa gadis itu adalah keponakannya, namanya Khadijah. Dengan dukungan sang imam masjid, akhirnya pemuda Amerika itu melamar dan menikahi Khadijah. Kini mereka dikaruniai lima anak. Suami Khadijah memperdalam pengetahuan Islam dan subhanAllah ia menjadi seorang ustadz sekarang.
Perjalananmu hidupmu insyaAllah masih panjang, nak...
Rezeki, maut dan jodoh adalah kekuasaan Allah, Hanya Allah Yang Maha Tahu dan Ia lah yang telah menetapkan semua itu dalam lauhul mahfuz, jauh sebelum manusia diciptakan.
Ibu doakan semoga kisah cintamu kelak menjadi kisah cinta yang indah dalam pandangan Allah.
Engkau dicintai laki-laki sholeh salah satunya karena agamamu.
Kisah cinta yang membawa keberkahan bagi dirimu, suamimu kelak dan juga keturunanmu...InsyaAllah...
Semoga engkau akan aman dalam kasih sayang serta perlindungan suamimu yang sholeh nanti. Ia juga mendukungmu untuk senantiasa taat pada Allah dan RasulNya. Cintailah suamimu kelak karena kecintaanmu pada Allah hingga kehidupanmu akan terasa sangat indah dan membahagiakan.....amiin.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment