Sunday, September 18, 2011

Ajak Anak Berempati kepada Sesama

E-mail Print PDF
Banyak orangtua yang tidak begitu memperhatikan pendidikan agama pada anak-anaknya sehingga mereka hidup tanpa tuntunan. Padahal agama memberikan panduan lengkap mendidik anak.

Anak ibarat kertas putih, yang bisa ditulis dengan tulisan apa saja. Peran orangtua sangatlah vital. Karena melalui orangtualah, anak akan menjadi manusia yang baik atau tidak.

Rasulullah SAW, sebagai teladan paripurna, telah memberikan tuntunan bagaimana mendidik dan mempersiapkan anak. Dan hal yang paling penting adalah keteladanan dalam melakukan hal-hal yang utama. Inilah yang secara istidarnah harus dilakukan orangtua. Bukan hanya memerintah dan menyalahkan, tapi yang lebih penting adalah contoh konkret. Secara simultan hal itu juga harus ditopang oleh lingkungan, pergaulan, dan masyarakat.

Pendidikan Islam benar-benar telah memfokuskan perhatian pada pengkaderan individu dan pembentukan kepribadian secara Islami. Semua itu dilakukan dengan bantuan lembaga-lembaga pendidikan Islam di dalam masyarakat tempat ia tinggal. Dan lembaga pendidikan Islam paling dini adalah orangtua dan keluarga, yang berperan sebagai madrasah pertama dalam kehidupan individu.

Seorang anak menjalankan seluruh kehidupannya di dalam lingkungan keluarga, maka keluarga sangat bertanggung jawab dalam mengajari anak ten-tang berbagai macam perilaku Islami. Keluarga juga bertanggung jawab untuk membekali anak dengan nilai-nilai pendidikan sosial yang baik.

Yang harus diperhatikan dan sangat penting dalam kehidupan anak yaitu pendidikan aqidah, lalu pendidikan rukun iman, pendidikan ibadah, dan pendidikan akhlaq. Sangat penting diajarkan kepada anak bahwa sebaik-baik manusia adalah mereka yang mempunyai akhlaq yang mulia. Dan itu juga ditopang dengan contoh yang mereka temukan di dalam keluarga dan lingkungan.

Setiap anak muslim hendaknya diajari untuk selalu berakhlaq baik, seperti sikap ihsan, amanah, ikhlas, sabar, jujur, tawadhu, malu, saling menasihati, adil, membangun silaturahim, menepati janji, mendahulukan kepentingan orang lain, suci diri, dan pemaaf.

Akhlaq yang baik merupakan fondasi dasar dalam ajaran Islam. Dan akhlaq yang baik diperoleh dengan berjuang untuk menyucikan jiwa, mengarahkannya untuk berbuat tact, dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa dan maksiat. Oleh karena itu perbuatan ibadah tidak lain merupakan sarana untuk mencapai akhlaq yang baik. Dalam hal ini Rasulullah SAW adalah contoh yang paling baik, teladan yang paripurna, duniaakhirat. Allah SWT berfirman, "Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung." (QS Al Qalam:4). Rasulullah SAW bersabda, "Aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq." (HR Al-Bukhari).
Tengoklah adegan dibawah ini yang mungkin sering terjadi di sekitar kita.
“Bunda, anak itu kasihan ya masih kecil harus jadi pedagang asongan di jalan ?” ujar Rahma dengan pandangan yang tak mau lepas dari anak kecil tersebut (9th)  kepada ibunya. “Iya, berate kamu harus bersyukur masih bisa bersekolah dan bermain tanpa harus besusah payah berjualan di jalanan seperti itu”Bunda, uang ini aku mau berikan ke dia, bolehkan?”. “Jangan sayang, uang itu kamu belikan aja permen/tisu, pasti dia akan senang” saran ibunya. Rahma pun menghampiri anak tersebut dan segera membeli permen, setelah menyerahkan selembaran ribuan ke anak tersebut. Terlihat binar kebahagiaan dari mata Rahma & anak tersebut. jawab ibunya.. Kemudian Rahma mengeluarkan selembaran uang seribuan dari sakunya, sisa uang sakunya tadi di sekolah. “
Sikap yang dilakukan Rahma tersebut mungkin bisa menjadi contoh anak-anak seusianya.Memperlihatkan sikap empati yang juga menumbuhkan sikap filantropi (kedermawanan) terhadap sesama manusia sudah seharusnya ditanamkan oleh orangtua sejak anak masih kecil. Perilaku suka menolong dan berempati terhadap orang lain seperti yang dilakukan Rahma diatas sudah tepat. Karena orang yang mempunyai rasa empati yang tinggi biasanya dermawan, disenangi dalam pergaulan, mudah menyesuaikan diri dan percaya diri. Bahkan terdapat hubungan yang erat antara rasa empati dan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta dalam keberhasilan akademiknya. Kenpa demikian? Hal tersebut dikarenakan seorang anak yang memiliki rasa empati yang tinggi akan memiliki kecerdasan secara  emosional. Kecerdasan emosional ini mencakup kecakapan sosial, ketekunan, semangat, kemampua memotivasi diri, serta kemampuan mengendalikan dorongan diri dan hati.
Selain itu seseorang yang cerdas emosional juga memiliki keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosional antara lain kemampuan memahami orang lain, kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, bahkan memiliki jiwa kepemimpinan yang baik.
Oleh karena itu, sejak kecil anak-anak  dibiasakan menumbuhkan rasa empati pada lingkungan sekitarnya. Mulai dari dalam keluarga maupun sekolahnya. Lingkungan yang penuh kasih sayang dan aman merupaka prasyarat penting bagi tumbuhnya empati anak. Sebaiknya orangtualah yang memberikan  contoh hal yang baik-baik kepada anak. Misalnya orang tua tiap bulan memberikan sebagian hartanya (zakat) ke anak-anak dhu’afa, jelaskan kenapa anak-anak tersebut diberikan santunan.Agar anak yang nantinya meniru sikap orangtua akan mempunyai alasan yang tepat. Memberikan sesuatu kepada orang lain. Penjelasan tersebut diperlukan agar nantinya sikap filantropi yang ada dalam diri si anak tersebut tidak akan dimanfaatkan orang lain.
Rasa empati pada anak memang harus diasah. Apalagi banyak segi positif jika kita mengajari anak berempati. Mereka tidak akan agresif dan akan senang membantu orang lain. Melatih anak berempati sejak anak usia 2 tahun, saat anak sudah dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Biasanya dimulai dengan hal-hal sederhana, ketika anak sedang makan. Ajari ia untuk menawarkan makanannya ke orang yang ada di sebelahnya. Hal itu menumbuhkan sikap peduli terhadap sesamanya Denganbegitu, anak-anak terbiasa berbagi dan peduli dengan orang lain. Agar anak-anak sejak kecil gemar bersedekah sebagai wujud rasa empati dan filantropinya kepada orang lain.
Agar anak lebih empati dan sayang kepada orang lain, psikolog Lawrence E. Saphiro,Ph.D. menganjurkan tips berikut ini :
1.PUJI PERILAKU EMPATIK
Jika anak melakukan tindakan empatik,katakan bahwa yang ia lakukan
benar,dan nyatakan se-spesifik mungkin.”kamu baik sekali,mau berbagai
popcorn dengan tomi,tadi mama lihat ia tersenyum.kelihatannya ia
senang sekali
2.AJARI ANAK LEBIH PEDULI DAN BERTANGGUNG JAWAB
Buat lah peraturan yang jelas dan konsisten,dan tuntut anak untuk
mematuhi,misal merapikan tempat tidur,memberi makan hewan
peliharaan,dll.
3.AJAK ANAK BERBUAT BAIK
Supaya anak mau berbuat baik,contohkan dulu dengan perbuatan
konkret,misalnya mengajak si buah hati menengok orang sakit,dll.
4.LIBATKAN PADA KEGIATAN SOSIAL
melibatkan anak dalam kegiatan sosial di sekitar juga perlu,misalnya
kerja bakti di lingkungan rumah,menyumbangkan pakaian layak pakai,dll
(sumber : tabloid al falah edisi 256)

No comments:

Post a Comment