Sunday, October 2, 2011

Tempatkan Posisi Kita Di Posisi Orang Lain


Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Pengertian, Mudah, caranya :” tempatkan posisi diri kita diposisi orang lain”
 
Orang bijak dikenal dengan pengertian mereka dan kata-kata bijak mereka yang persuasive.
Agar dapat mengerti orang lain, kita harus berada dibelakang mereka dan berjalan dibelakang punggung mereka(Roda MC.Q).
 
Ada sebuah kisah mengenai seorang raja yang mengajari anaknya untuk membuat penilaian cepat.
Sang raja menginstruksikan anak pertamanya untuk pergi selama musim dingin dengan tujuan melihat pohon mangga. Anak keduanya diinstruksikan untuk pergi dimusim semi, anak ketiga pergi dimusim panas, sementara anak keempatnya pergi saat musim gugur.
Setelah anak keempatnya kembali dari perjalanan musim gugurnya, sang raja memanggil keempat anaknya bersama-sama, untuk mereka menjelaskan hasil pengamatannya.
 
“Pohon itu terlihat seperti tunggal yang tua dan mati, “. Kata anak pertama. “Tidak,! Pohon itu hijau”, “kata anak kedua. “Kata anak ketiga :”Pohon itu seindah bunga mawar”. Anak terakhir berkata:”Tidak, buahnya itu seperti buah pir”.
Mendengar penjelasan anak-anaknya sang raja berkata:”Setiap dari kalian telah berkata benar, kalian semua telah melihat pohon dimusim yang berbeda-beda”.
 
Makna dari cerita ini sangat jelas. Gunakan waktu untuk bisa mengerti, memiliki semua fakta yang dibutuhkan, pelajari latar belakangnya, dan tempatkan diri kita diposisi orang lain.
 
Sering dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu saja merasa diri yang paling benar, diri yang didzalimi, diri yang telah berkorban banyak, dan seterusnya. Semua itu tak lain dan tak bukan, karena keegoisan kita semata, memandang bahwa kitalah yang paling benar, kita tak pernah salah, orang lain yang salah.  Padahal, kalau kita mau jujur, bisa jadi, kita adalah manusia paling bodoh, paling salah.
Yah,.kita telah bodoh dan salah membuang waktu kita dengan hal-hal yang akan merusak diri kita sendiri, kita telah salah menempatkan suatu masalah dari sisi negatifnya saja, tanpa harus mengambil hikmah dari semua kejadian. Biasanya hanya orang-orang terbiasa tenanglah yang mampu mengendalikan suasana dan menghadapi permasalahan dengan sisi positivenya. Dan semua itu haruslah melalui latihan terus menerus, dan terbiasa bersikap mengalah demi mencapai beribu-ribu langkah kemenangan.
 
Rasa emosional, bertindak gegabah bak pasukan bar-bar dari padang pasir saja, bila kita menghadapi permasalahan dan tidak memikirkan efek jelek dari perbuatan kita tersebut. Kedewasaan seseorang terkadang bukan dilihat dari usianya, tapi kematangan cara berfikir dan bertindaknya. Semua tentu bisa dilihat dari latar belakang pergaulan, pendidikan dan keluarganya.
 
Segala permasalahan bisa saja cara pandang orang lain berbeda-beda dalam menilainya. Bak sebatang pohon mangga, dilihat dari atas bentuknya lain, dari samping lain, dari depan juga lain. Hanya satu cara menilai kebenaran yang hakiki. Lihatlah dari sudut pandang agama, insyaAllah dia akan tepat, benar dan tak pernah salah, karena UU/Hukum agama, yang bikinnya adalah Allah dan RasulNya, sementara UU manusia, UU perasaan, akal pikiran dan sudut pandang seseorang bisa saja salah. Bila memandang segala sesuatu dari sisi agama, kita bagaikan melihat sebongkah mutiara manikam, intan berlian bercahaya dan indah, meski dilihat dari sudut manapun dianya.
 
Dan biasakan menempatkan diri diposisi orang lain, dan pakai kacamata agama dalam menilai sesuatu itu. InsyaAllah dunia dan akhirat kita akan selamat, didunia pun aman. Bila kacamata subjektif dan UU dunia kita pakai, alamat kita akan tak selamat, susah dicarinya, seperti lagu yang sedang ngetren “Alamat palsu”. Dimana, kemanapun dicari tak akan ketemu  alamat dan kebenarannya, karena sudut pandang dinilai dari sudut pribadi/subjektif serta hukum duniawi.
 
Wassalamu’alaikum. Rahima,  2 Oktober Minggu, pukul 3.00 sore.

No comments:

Post a Comment